Back to Our Work

Rendra dan AKu


balada-bala-sinema

Sinopsis

WS Rendra adalah daya hidup yang terus menggelora. Karya-karyanya--puisi, teater, esai, dan sebagainya-- sampai hari ini masih dibacakan, dibicarakan, dipentaskan. Sepanjang hidupnya, berbagai gelar disematkan kepada Rendra: maestro, pangeran panggung, si burung merak, dan lain-lain. Berbagai penghargaan di bidang kesenian dan kebudayaan juga telah dianugerahkan kepada Rendra. Semua itu merupakan penghormatan kepada sosok dan karyanya.

Dari tahun 1968 hingga 2005, Rendra dan Bengkel Teater telah mementaskan 23 naskah: 15 naskah adaptasi luar negeri, 7 naskah sendiri dan 1 naskah di luar karya Bengkel Teater. Sejak dasawarsa 1970 rasanya tak berlebihan jika kita menyebut Rendra sebagai laras senjata dari suara kritis hati nurani rakyat Indonesia. Hal ini bisa dilihat pada naskah drama “Mastodon dan Burung Kondor” yang menyindir kediktatoran dan kesewenangan militer. “Panembahan Reso” yang menyoroti perihal megalomaniak poros-poros kekuasaan, selain itu ada juga “Kisah Perjuangan Suku Naga” yang merupakan cerita satir terhadap kediktatoran rezim Soeharto. Satir dan sindiran yang menggelakkan tawa juga terlihat pada lakon “Sekda” yang berakhir pada pembredelan oleh pihak berwajib dan ini menjadi semacam rutinitas dari setiap pementasan Bengkel Teater yang selalu di cap mengkritik pemerintah.

Film dokumenter "Rendra & Aku" ini adalah salah satu upaya untuk merawat ingatan publik terhadap sosok Rendra. Mengikuti perjalanan hidupnya yang penuh liku sebagai seorang sastrawan dan budayawan yang pernah dipenjarakan oleh rezim Soeharto.  Kisah hidup Rendra akan dituturkan oleh istrinya Ken Zuraida, perempuan yang mendampingi Rendra hingga akhir hayatnya. Selain itu, film ini juga merekam kesaksian para narasumber yang otoritatif tentang perjalanan hidup dan proses kreatif WS Rendra.

Presented by : Rekam Films
Producer : Imran Hasibuan, Yuda Kurniawan
Director : Yuda Kurniawan

Official Film Trailer