TRIBUNNEWS.COM - Film dokumenter yang meraih Piala Citra, 'Nyanyian Akar Rumput' akan tayang di bioskop pada 16 Januari 2020 mendatang.
Film dokumenter itu merekam Fajar Merah, anak laki-laki dari Wiji Thukul. Diketahui, Wiji Thukul adalah seorang sastrawan dan aktivis yang sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya. Film dokumenter tersebut diproduseri dan disutradarai oleh Yuda Kurniawan.
Nyanyian Akar Rumput' sukses dan meraih Piala Citra tahun 2018. Sejak 2002, Yuda di kota Yogyakarta sudah aktif membuat film pendek. Tak hanya itu, ia juga membuat video musik dan film dokumenter. Yuda menamatkan kuliah S-1 program studi Ilmu Komunikasi pada 2006. Ia lantas hijrah ke Jakarta dan terjun ke industri film. Yuda menjadi sutradara dokumenter dan sempat juga menyutradarai beberapa Film Televisi. Ia juga menyutradarai beberapa TV Series dan dokumenter series yang ditayangkan di stasiun televisi swasta nasional.
Yuda Kurniawan diketahui mendirikan Rekam Docs pada 2012. Rekam Docs adalah sebuah rumah produksi dan workshop bagi para pembuat, penggiat dan pemutar film dokumenter yang berbasis di Jakarta. Film-film dokumenter yang ia produksi bersama Rekam Docs telah diputar di berbagai festival film baik di dalam dan luar negeri. Karyanya telah meraih beberapa penghargaan, salah satunya NETPAC Award (Network for the promotion of Asia Pasific Cinema). NETPAC Award merupakan sebuah penghargaan yang diberikan kepada Sutradara Asia yang menunjukkan kontribusi penting bagi gerakan sinema asia baru.
Beberapa film dokumenternya antara lain:
- 'Jalan Dakwah Pesantren' (2016).
- 'Balada Bala Sinema' (2017). Nominasi film dokumenter panjang FFI 2017 dan
- ‘Nyanyian Akar Rumput' (2018). Pemenang Piala Citra untuk film dokumenter panjang terbaik FFI 2018.
Saat ini ia sedang menyelesaikan dokumenter panjang terbarunya yang berjudul "Roda-Roda Nada" yang akan dirilis tahun 2020.
Sinopsis 'Nyanyian Akar Rumput'
Dalam film dokumenter yang ia rekam, Yuda mengikuti Fajar Merah, putra Wiji Thukul. Diketahui, Wiji Thukul adalah sastrawan dan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) yang 'dihilangkan; pada 1998. Melalui dukungan keluarganya, Fajar Merah mencova menghidupkan kembali puisi-puisi Ayahnya. Fajar membalut puisi sang ayah dalam alunan nada dan merekamnya dalam sebuah album. Hal ini terjadi di tengah dinamika Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, setelah 16 tahun tragedi '98 berlalu. Fajar Merah pun mengungkapkan, harapannya dan keluarganya kepada Joko Widodo (Jokowi) untuk dapat menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM.
Ia berharap, sang ayah dapat ditemukan bersama korban penghilangan paksa lainnya. Nyanyian Akar Rumput adalah pemenang Piala Citra dengan kategori Film Dokumenter Panjang Terbaik di Festival Film Indonesia pada 2018.
Artikel ini telah dimuat di Tribunnews.com dengan judul "Film Nyanyian Akar Rumput akan Segera Tayang, Ini Sosok Produser Sekaligus Sutradaranya" Klik untuk baca.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Miftah
Sumber: TribunSolo.com